Sabtu, 29 Juni 2013

Identifikasi Pteridphyta

Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormusartinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Seperti warga divisi–divisi yang telah dibicarakan sebelumnya, alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembap. Tumbuhan ini cenderung menyukai kondisi air yang melimpah karena salah satu tahap hidupnya tergantung dari keberadaan air, yaitu sebagai tempat media bergerak sel sperma menuju sel telur. Tumbuhan paku pernah merajai hutan-hutan dunia di Zaman Karbon sehingga zaman itu dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil dan mengalami mineralisasi sekarang ditambang orang sebagai batu bara
Ukuran dan bentuk paku sangat bervariasi yang berkisar dari paku pohon yang dapat mencapai tinggi 5 meter, sampai paku mini berlapis tipis yang daunnya hanya selapis sel dan sering tertukar dengan lumut. Sebagai tambahan terhadap berbagai jenis terrestrial yang tampak khas, banyak paku (terutama paku sarang burung)tumbuh di atas pohon dan batu karang.
Sebagian besar tumbuhan paku mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah yang disebut rhizoma. Akar pada tumbuhan paku bersifat seperti serabut yang ujungnya dilindungi oleh kaliptra (tudungakar). Batang pada sebagian besar paku tidak terlihat karena berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang. Akan tetapi, ada pula tumbuhan paku yang memiliki batang di permukaan tanah yang bercabang, seperti pada Cyathea. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun).
Total spesies tumbuhan paku yang diketahui sekitar 10.000 (diperkirakan 3.000 diantaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuhan paku tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan paku cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas. Tumbuhan paku ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagai epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit), dari kawasan pantai sampai di daerah pegunungan tinggi.
Daun pada tumbuhan paku tampak jelas. Tumbuhan paku daunnya selalu melingkar dan bergulung pada usia muda. Tumbuhan berpembuluh tidak berbiji memiliki dua macam bentuk daun, yaitu daun yang tidak mengandung spora (tropofil), dan daun yang mengandung spora (sporofil). Di bagian bawah sporofil terdapat banyak bulatan kecil berwarna kecokelatan.
Bulatan tersebut berkumpul membentuk struktur yang disebut sorus (jamak : sori). Setiap sorus terdiri atas banyak kotak spora yang disebut sporangium. Selain terdapat pada sorus, sporangium juga terkumpul pada strobilus dan sporokarpium. Strobilus ini merupakan sporangium yang membentuk struktur seperti kerucut. Sorus yang masih muda akan terlindungi oleh indusium.
Seperti akar dan batang (rizoma) tumbuhan paku terdapat di bawah tanah, akarnya berbentuk serabut dan pada ujungnya terdapat kaliptra, ingatlah kembali fungsi kaliptra! Daun-daunnya tumbuh keatas dari rizoma. Akan tetapi, ada beberapa jenis tumbuhan paku yang batangnya muncul di atas tanah, misalnya Cyathea, Psilotum, dan Alsophyla. Seperti yang Anda temukan tumbuhan paku ini mempunyai bentuk, ukuran, dan susunan daun yang beranekaragam.
Ciri khas daun tumbuhan paku pada waktu masih muda adalah menggulung, dan daunnya ada yang kecil yang disebut dengan  mikrofil, ada pula yang berukuranbesar yang disebut dengan makrofil. Pada umumnya mikrofil pada tumbuhan paku berbentuk rambut atau sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang kecuali pada paku kawat dan paku ekor kuda. Sedangkan untuk makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan memiliki daging daun (mesofil) yang terdapat stomata, jaringan tiang, dan bunga karang.
Terbagi menjadi beberapa kelas :
1.      Psilophytinae
Paku yang paling primitif, beum ditemukan adanya daun sehingga sering disebut paku telanjang.
Terbagi menjadi beberapa ordo :
a.       Psilophytales
Golongan tumbuhan paling rendah, belum diketemukan daun ataupun akar. Tetapi batang sudah mempunyai berkas pembuluh.
Suku : Rhyniaceae, asreroxylaceae


b.      Psitoteles
Tumbuhan paku yang bnetuk tubuhnya berupa terna dengan percabangan menggarpu, belum terdapat akar tapi sudah mempunyai mikrifill yang belum memiliki pertulangan ditemukan di tanah-tanah yang lembab.
Suku : Psilophytinaceae
2.      Lycopodinae
Sudah mempunyai batang dan akar yang bercabang menggarpu yang daun serupa rambut atau sisik dan duduk daunnya tersebar.
Lycopodinae terbagi menjadi ordo :
a.       Lycopodiales
Merupakan terna dengan batang memiliki berkas pembuluh angkut yang masih
sederhana dan akar membentuk percabangan menggarpu, sudah adanya daun yang berbentuk rambut atau jarum.
b.      Selaginellales
Batang membentuk percabangan menggarpu, di batang sudah ada mikrofil yang tersusun secara spiral, dan pada mikrofil ini sudah ditemukan tulang daun.
c.       Lepidodendrales
Batang yang sudah menunjukkan pertumbuhan sekunder dan terdapat daun dengan bnetuk rambut yang telah membentuk berkas pengangkut sederhana.
d.      Isoetales
Tumbuhan terna dengan batang berbentuk umbi, mengalami pertumbuhan sekunder dan jarang ditemukan bercabang.

3.      Equisetinae
Merupakan tumbuhan terna mempunyai daun menyerupai sisik dengan susunan berkarang, susunan batangnya beruas dengan sporangium tersusun stobilus yang bentuk menyerupai ekor kuda.
Terbagi menjadi ordo :
a.       Equisetales
Memunyai rimpang yang umbuh di dalam tanah dengan percabangan tegak, mikrofil yang mengandung klorofil termasuk batangnya. Sporofil terumpul dan membentuk kerucut pada ujung batang.
b.      Sphenophyllales
Daun mengalami percabangan menggarpu dan berbentuk pasak dengan susunan berkarang.
c.       Protoarticulatales
Berupa semak-semak kecil dengan percabangan menggarpu dengan daun tersusun berkarang, sporofil tidak tersusun teratur karena terletak pada percabangan sendiri-sendiri dan sporangium bergantung.
4.      Filicinae
Mempunyai daun yang berukuran besar dengan duduk daun menyirip. Daun mudanya selalu menggulung dengan sporangium terbentuk di bawah permukaan daun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar